TEMPATNYA ORANG PENGEN PINTER

10 Januari, 2015

SEJARAH DESA BRENGKOK

                                                          (Foto: Logo Desa Brengkok)

Desa Brengkok terletak di kecamatan Brondong, kabupaten Lamongan, provinsi Jawa Timur.

Konon Desa Brengkok yang menurut cerita orang tua adalah di mulai dari perkumpulan penduduk yang menempati sisi pojok bagian barat laut Desa Brengkok yang kita kenal sampai sekarang dengan nama “ L E D H O K ”. Wilayah Desa Brengkok yang waktu itu terkenal dengan keangkeranya sehingga jarang sekali orang yang bisa bertahan hidup di Desa Brengkok kalau tidak meninggal dunia, pasti meninggalkan wilayah Desa Brengkok.

Pada kondisi seperti ini datang seorang yang waktu itu dianggap sakti mandraguna, ksatria itu bernama “Gagak Pinaksi”. Menurut cerita masyarakat nama Gagak Pinaksi mempunyai beberapa versi. Ada yang beranggapan bahwa Gagak Pinaksi adalah nama seekor burung namun ada juga yang beranggapan Gagak Pinaksi adalah nama seorang yang sakti yang mampu menjelma sebagai burung gagak yang kini dipakai sebagai lambang Desa Brengkok.

Untuk memulai kehidupan bermasyarakat waktu itu dibangunlah sumur yang namanya melegenda yakni "Sumur Kepoh", hingga sekarang ketiga sumur tersebut (baca:  3 Sumur kembar di desa Brengkok ) merupakan sumber mata air seluruh masyarakat Desa Brengkok dan ketiga sumur tersebut dijadikan lambang Desa Brengkok.

Tata pemerintahan Desa Brengkok diperkirakan dimulai 1918-an yang waktu itu konon proses pemilihan pemimpin desa ditentukan dengan adu kekuatan / kesaktian dibawah pohon beringin (sekarang Balai Desa) siapa yang memenangkan pertarungan dialah yang jadi pemimpin desa, pada era tersebut desa brengkok dipimpin oleh seorang yang bernama “ S O G O L ” yang waktu itu punya sebutan “Petinggi”. Era kepemimpinan Sogol ini berlanjut hingga tahun 1928.

Selanjutnya pada sekitar tahun 1930-an kepemimpinan desa brengkok dilanjutkan oleh seorang yang bernama “PONTJO DIREDJO”, pada era Pontjo Diredjo ini disebut dengan era pocongan dimana pada proses untuk menetapkan pimpinan desa dengan istilah pocongan. Konon proses pocongan adalah proses pengumpulan dukungan dengan cara merebut warga masyarakat dengan mengandalkan kekuatan fisik. Kepemimpinan Pontjo Diredjo berakhir pada tahun 1941.

Perjalanan sejarah desa brengkok mengalami perubahan dimana pada tahun 1942 proses untuk menentukan pimpinan desa sudah menganut tata cara yang demokratis dimana era ini diistilahkan dengan era Bitingan, disebut demikian karena semua sudah diberi hak untuk memilih dengan cara memasukkan biting pada wadah yang terbuat dari bambu atau dalam bahasa jawa bumbung. Pada era ini Desa Brengkok dipimpin seorang yang bernama “ D J O N O ”, kekuasaan petinggi Djono berlangsung singkat antara tahun 1942 hingga tahun 1945.

Kemudian pada tahun berikutnya tata pemerintahan Desa Brengkok sudah mengalami proses perubahan yang lebih maju dimana era ini proses penetuan kepala desa sudah melalui proses pemilihan yang sangat demokrasi, pada era ini Desa Brengkok dipimpin oleh seorang yang bernama “SAMIJADI NITI SASTRO”, Kekuasaan Samijadi Niti Sastro adalah begabungnya beberapa dusun diantaranya Dusun Pambon, Dusun Cumpleng dan Dusun Moyoruti B yang hingga sekarang Desa Brengkok mempunyai 4 (empat) Dusun.

Setelah Samijadi Niti Sastro mangkat, kekuasaan Desa Brengkok berpindah tangan pada seorang yang bernama “ MULJOHABI NUR “, kepemimpinan Muljohabi Nur juga terhitung agak lama yaitu antara tahun 1981 hingga berakhir tahun 2003. Pada kurun waktu perjalanan sejarah selanjutnya Desa Brengkok jatuh pada penguasa yang terbilang muda yang punya pengaruh perubahan yang sangat kuat dimana penguasa muda tersebut mempunyai visi dan misi serta dedikasi yang tinggi dalam membangun Desa Brengkok penguasa muda tersebut adalah “ PRASENO S.Pd “, kepemimpinan Praseno S.Pd berawal pada tahun 2003 sampai dengan Tahun 2014.

Nama BRENGKOK sendiri berasal dari dua kata yakni Breng atau bareng dan Kok atau aku kalau diartikan bareng aku atau bersama saya. Konon cerita ini bermula dari sekelompok perantau pelaut yang berlabuh di dermaga Desa Labuhan sedang mencari air bersih setelah tanya sana-sini pada penduduk setempat ada seseorang yang memberi tahu bahwa kearah timur ada sumber air bersih, arah timur yang dimaksud adalah desa brengkok yang waktu itu belum punya nama. Namun karena tempat tersebut terkenal angker sehingga orang tersebut tidak berani untuk mengantar sampai ditempat, dalam situasi demikian salah seorang perantau pelaut langsung menyahut Abereng Engkok (maksudnya sama saya saja), karena mendengar bahasa yang aneh hingga dari mulut ke mulut menyebar ke semua penduduk ucapan tersebut ditangkap dengan bahasa setempat dengan “Brengkok”.

Diserap dari berbagai sumber.

4 komentar:

  1. Ya opo cak karo mitos seng ndek kidule tapakan? enek hubungane ta karo Gagak Pinaksi?

    BalasHapus
  2. Izin copy artikel cak bwt melestarikan sejarah Lamongan

    BalasHapus
  3. mas mau tanya yang tau lengkap tentang desa brengkok niku sinten

    BalasHapus
  4. Aku tinga di desa berngkok nyaman nyaman aja

    BalasHapus