Di siang perdana bulan puasa yang cuacanya amat panas ini, ane mau share naskah sebuah drama kolosal sederhana, cerita drama ini udah ane acak2, jadi jalan ceritanya ada yang beda ama yang aslinya... Drama ini sudah di tampilkan seminggu yang lalu, tepatnya pada hari sabtu tanggal 21 Juni 2014 di Acara "Wisuda MI Muhammadiyah 13 Brengkok dan MTs Muhammadiyah 16 Brengkok", di tampilkan oleh Siswa-siswi kelas VII MTs, di bantu oleh seorang siswa kelas VIII MTs dan seorang siswa kelas VI MI.
Proses rekaman dilakukan sendiri, jadi kalo ada salah kata mohon di maklumi...
ane juga nyumbang suara nih... yaitu untuk suara Ni Ronde pada BABAK 2, dan suara dari langit pada BABAK 5.
donlot rekamannya, Lutung Lupa Pakai Sarung.zip (23 MB)
file .zip berisi:
- Rekaman BABAK 1 - BABAK 7
- Lagu Sujiwo Tejo - Anyam-Anyaman Nyaman (lagu ini di putar saat peralihan BABAK)
file .zip berisi:
- Rekaman BABAK 1 - BABAK 7
- Lagu Sujiwo Tejo - Anyam-Anyaman Nyaman (lagu ini di putar saat peralihan BABAK)
pertunjukkannya cukup sukses untuk ukuran persiapan yang hanya seminggu, dan sekali lagi ane minta ma'ap soale gak ada videonya,,, kalo foto sih sebenernya ada, tapi kehapus gara2 hp ane reset factory trus lupa blom ane pindah.
LUTUNG LUPA PAKAI SARUNG
Tokoh-tokoh:
- Raja Tapa Agung : Raja yang
bijaksana
- Patih : Orang kepercayaan Raja
- Purbararang : Putri yang jahat
dan sombong
- Purbasari : Putri yang baik hati dan
pemaaf
- Lutung Kasarung (Si Utung) : Dewa Yang di kutuk jadi Lutung
- Raden Indrajaya / Pria Misterius : Tunangan Purbararang
- Ni Ronde : Seorang dukun pelet kondang
- Pejabat Kerajaan (2 PR, 2 LK) : -
- Narator : -
(BABAK 1)
Narator : dahulu kala ada seorang raja yang adil
dan bijaksana, Raja Tapa Agung namanya. Beliau adalah raja dari kerajaan Telaga
Kidul. Beliau mempunyai 2 anak yang cantik dan unyu-unyu, mereka adalah Purbararang
dan Purbasari.
Putri sulung
Purbararang sudah bertunangan dengan Raden Indrajaya, putra salah seorang
mentri kerajaan, kepada Purbararang dan Indrajaya lah seharusnya Raja Tapa
Agung dapat mempercayakan kerajaan, namun Raja Tapa Agung belum leluasa untuk
menyerahkan mahkota. Karena, baik Purbararang maupun Raden Indrajaya belum
dapat beliau percaya sepenuhnya. Sebaliknya Raja Tapa Agung justru lebih
menginginkan Purbasari yang memimpin kerajaan setelah dirinya pensiun.
Dari pada ngomong
panjang lebar dan gak jelas, mendingan langsung saja kita ke TKP…
------------------------(raja
memasuki istana dan diikuti patih)------------------------------------------
Patih : “Hormat hamba
baginda”
Raja
Tapa Agung : “Patih, Aku merasa sudah cukup tua untuk mengurus kerajaan ini.
Aku merasa tidak sanggup lagi”.
Patih : “Raja masih kuat.
Raja masih ROSA! ROSA!” (kayak iklan Kuku Bima)
Raja
Tapa Agung : “Aku sudah mumet
memikirkan konflik yang ada di negeri ini, mulai dari masalah kemiskinan, sampe
kasus korupsi, hufttt….”
Patih : “Walaupun kasus
itu berlarut-larut, jangan membuat Baginda Raja putus asa, Jangan menyerah…
Jangan menyerah” (Kayak lagune D’Massive)
Raja
Tapa Agung : “ehh malah nyayi,… Patih,
aku kan tidak memiliki anak putra. Aku hanya
memiliki 2 anak putri. Antara Purbararang dan Purbasari, siapa yang pantas yang
bisa ku andalkan” (kayak lagune Domino)
Patih
: “ehh raja malah
ikut nyanyi,…Tentu saja Putri Purbasari, dia selalu juara satu di kelasnya.”
Raja
Tapa Agung : “Kalau putriku
Purbararang?”
Patih : “Kalau Putri
Purbararang, menghawatirkan sekali, sepanjang hari hanya fesbukan, apdet status
dan aplod foto, trus nunggu cowok ganteng komen, hadehhh…”
Raja
Tapa Agung : “Okelah kalo begitu
Patih, perintahkan Narator untuk
memanggil semua pejabat kerajaan, hari ini juga akan ku langsungkan upacara
penyerahan tahta”
Patih : “Siap tuanku,”
“Wahai Narator, aku perintahkan kau untuk
memanggil semua pejabat kerajaan untuk datang kesini”
Narator : “Siap Patih”
“Diumumkan kepada semua pejabat kerajaan. Diharapakan segera memasuki ruang inti Istana Kerajaan. Tinggalkan segala bentuk OnLine! Segeralah! Segeralah!”
------------------------(para
pejabat memasuki ruang inti istana)--------------------------------------
Para
Pajabat : “Hormat kami
baginda”.
Raja
Tapa Agung : “Para Pejabat kerajaan yang berbahagia, hari ini aku akan
meletakkan tahta kerajaan, dan mengumumkan siapa penggantiku. Karena aku tak sangguuup
lagi….”
Patih : “Karena ini adalah
keinginan Raja dari hati yang paling dalam, saya harap semuanya memakluminya”
“Wahai Narator… aku perintahkan kau untuk
mengumumkan orang yang akan memimpin kerajaan ini”
Narator : “Siap Patih…”
“setelah melalui proses
pemungutan suara yang diselenggarakan pada 9 April 2014, maka yang terpilih
menjadi pemimpin kerajaan Telaga Kidul adalah…..baginda Putri Purbasari”
Purbasari
: “Ayahanda, mengapa
saya yang dipanggil, bukannya Mbakyu Purbararang?”
Raja
Tapa Agung : “Karena menurut
pendapatku dan Patih, kamulah yang layak menjadi raja, bukan Kakakmu. Ananda,
apakah kamu siap menerima tahta dari Ayahanda?”
Purbasari : “Iya Ayahanda, Okelah kalo begitu”
Narator :
“Upacara penyerahan tahta akan segera dilaksanakan, Paduka Raja dan Putri di
mohon segera mempersiapkan diri”
Purbararang : “Hentikan!!! Apa-apaan ini?
Ayah, kenapa Purbasari yang memerima tahta, seharusnya anak pertama yang berhak
memakai mahkota itu, ayah tidak adil!”
Raja Tapa Agung : “Tidak begitu anakku”
Purbararang : “Kerajaan ini pasti akan
mendapatkan kutukan, karena tidak menjalankan aturan sebagaimana mestinya.”
Purbasari
: “Iya, ayahanda,
seharusnya kakaklah yang pantas menerima tahta ini, bukan aku”
Raja
Tapa Agung : “Justru karena
kemuliaan hatimu itu aku memilihmu anakku. Kau pasti akan menjadi pemimpin yang
baik dan dicintai oleh rakyat nak”
Purbasari : “Terima kasih Ayah, ayah
terlalu memuji, saya khawatir ayah akan kecewa jika nanti saya tidak sesuai
dengan harapan ayah”
Purbararang : “Tunggu saja!!! Pasti akan
tiba saatnya, akan datang kutukan pada kerajaan ini!!”
(BABAK
2)
Narator :
Pada suatu hari Purbararang mengajak tunangannya Pangeran Indrajaya menemui Ni
Ronde, orang pinter nomer satu. Mereka bermaksud untuk menyingkirkan Purbasari.
Purbararang : “Kangmas, aku sudah muak
dengan Purbasari, aku akan buat perhitungan dengannya”
Raden
Indrajaya : “Buat perhitungan??
Kamu kan kalah pinter sama dia?? Masak mau buat perhitungan”.
Purbararang : “Kamu ganteng tapi oon,
maksudku, aku akan membuat Purbasari sengsara”
Raden
Indrajaya : “Bagaimana caranya? Kamu
ini jangan seperti itu, sama adik sendiri kok mentolo?”
Purbararang : “Salah dia sendiri jadi
pengganti ayah”
Raden
Indrajaya : “terus??”
Purbararang : “makanya aku ajak kamu kesini”
Raden
Indrajaya : “Rumah siapa ini?”
Purbararang : “Ni Ronde”
Raden
Indrajaya : “Ooo, mau beli wedang ronde
saja kok jauh-jauh kesini”.
Purbararang : “Huss, jaga mulutmu, ini
rumahnya Ni Ronde, dukun kondang yang bisa mengatasi segala masalah”
Raden
Indrajaya : “saya nggak percaya?”
Narator : Ujug-ujug NI Ronde muncul dengan
membawa laptop
Ni
Ronde : “Siapa yang
ngomong ngawur tadi?”
Purbararang : “Maafkan kami mbah, ini calon
suami saya, tidak bermaksud menyepelekan Mbah”
Ni
Ronde : “Hati hati anak
muda! Jaga bicaramu! Mulutmu harimaumu!”.
Raden
Indrajaya : “Aku minta ma'af Mbah Rondo, eh Mbah Ronde”
Purbararang : “Kami kesini mau itu mbah.…”
Ni
Ronde : “Aku sudah
tahu”
Purbararang : “Wah, hebat sekali Mbah ini,
aku belum bilang apa-apa sudah tau”
Ni
Ronde : “Ya jelas,
kalian kesini pasti mau itu. Masalahnya, itu apa?”
Purbararang : “Begini Mbah……, kami ingin
meminta bantuan kepada mbah untuk mengguna-guna adik saya”.
Ni
Ronde : “Kenapa kamu
ingin mengguna-guna adikmu?”
Purbararang : “Karena dia telah merebut
tahta kerajaan dari saya, dan saya ingin supaya mbah menjadikan dia jelek”.
Ni
Ronde : “Ooooo,
gampaang.” (Ni Ronde membuka Laptopnya)
Raden
Indrajaya : “apa itu Mbah?”
Ni
Ronde : “OMG Hello...,
barang kaya gini saja tidak tahu. Jadi anak muda jangan gaptek, yang sudah tua
saja tahu kok kalo ini namanya laptop”.
Purbararang : “Apa bisa Mbah pakai barang
itu?”
Ni
Ronde : “Tentu bisa…Seiring
dengan kemajuan jaman, perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi, Dunia
perdukunan tidak boleh ketinggalan jaman. Justru dengan ini, mantraku bisa
lebih update”
Purbararang : “Terserah Mbah saja, bagaimana
enaknya”
Ni
Ronde : “ok, tenang
saja, tinggal buka aplikasi nya, ketik namanya lalu “Enter”, selesai…
tinggal tunggu hasilnya besok”
(BABAK
3)
Narator : ke
esokan harinya Purbasari bangun dari tidurnya, dan kaget ketika melihat
wajahnya bentol-bentol.
Purbasari : “TIDAAAAAAK….”
Narator :
Wajah Purbasari bentol-bentol tak karuan, terjadi kepanikan di keluarga
kerajaan. Raja nampak mondar-mandir melihat kejadian aneh menimpa putrinya. Dan
semua pejabat Kerajaan berkumpul
Raja
Tapa Agung : “Ada apa dengan
wajahmu putriku? Padahal selama ini kamu tidak alergi dengan apapun. Apa
mungkin kamu salah make up?”
Purbasari : “Tidak Ayahanda. Aku juga tidak tahu”
Purbararang : “Pasti ini kutukan… karena
Ayahanda tidak mengindahkan peringatan saya kemarin, Kalau tidak segera
ditindak lanjuti, ini bisa menimbulkan aib dalam kerajaan ini, Karena kerajaan
ini dipimpin oleh seseorang yang buruk rupa”.
Raja Tapa Agung : “Terus?”
Purbararang : “Satu-satunya cara hanyalah, ayah
harus mencabut keputusan kemarin dan menyerahkan tahta kerajaan ini kepadaku”
Raja Tapa Agung : “Bagaimana Patih?”
Patih :
“Mungkin itu jalan yang terbaik”
Raja Tapa Agung : “Bagaimana dengan Purbasari?”
Raden
Indrajaya : “Kalau kita biarkan
Putri Purbasari tetap berada di dalam istana ini, bisa-bisa semua keluarga
kerajaan dan rakyat tertular virus mematikan yang belum ada antivirusnya itu”
Purbararang : “bisa jadi..bisa jadi.., mungkin
dia terkena flu burung…Jadi, kita bakar saja dia”
Patih : “Itu terlalu kejam.
Mungkin, kita bawa dia ketempat yang jauh dari pemukiman penduduk”
Raden Indrajaya : “Diasingkan??”
Purbararang : “Yah, keputusan yang bagus,
aku juga kasihan sama dia. Masih muda tapi penyakitan. Makanya, mandi setiap
hari…”
Purbasari : “Ayaah…..’ (menangis tersedu-sedu meratapi
nasibnya)
(BABAK
4)
Narator : Purbasari kemudian
diasingkan ke hutan. awalnya dia merasa kesepian, namun lama-kelamaan dia
semakin kerasan. Dia memiliki banyak teman binatang.
Di tempat lain, tepatnya di khayangan.
Ada seorang manusia tampan yang bernama Guru Minda, ia telah melakukan
kesalahan sehingga di turunkan ke bumi dalam wujud Lutung. Yang
kemudian dipanggil si Utung. Dan si Utung lah yang selalu menemani putri
Purbasari selama di hutan. Nah… ini yang penting… Lutung kemana-mana suka pakai
sarung, karena dengan pakai sarung itulah ia bisa menjadi kuat.
Sementara itu, di kerajaan, Purbararang
semakin bertindak sewenang-wenang. Semua rakyat hanya fesbukan sepanjang hari, karena
diberlakukan tarif gratis. Hal ini memicu banyak munculnya artis-artis fesbuk.
……Dua tahun kemudian…..
Raja
Tapa Agung : “Patih, aku semakin
tak mengerti dengan semua yang telah dilakukan oleh Purbararang, kerajaan jadi
kacau balau. Oh iya Patih, kamu sudah menjenguk Purbasari belum?”
Patih : “Belum Baginda,
sejak 2 tahun yang lalu”
Raja
Tapa Agung : “Tolong kamu jenguk
dia, mungkin dia membutuhkan bantuan”
Patih : “Kapan Baginda?”
Raja
Tapa Agung : “Ya sekarang dong! Dan
bawa pulang”
Narator :
Akhirnya Patih pun berangkat menjenguk Purbasari ke hutan.
(BABAK 5)
Narator : Sementara itu ada
kejadian tak terduga terjadi di hutan, ketika putri Purbasari akan membasuh
muka di sungai, tiba-tiba terdengar suara dari langit.
Kayak gini
suaranya…
“Purbasari,
sebelum kamu mengerjakan apapun, berdoalah. Sebelum kamu makan, berdoalah.
Sebelum kamu tidur, berdoalah. Sekarang kamu mau cuci muka, berdoalah. Semoga
itu bisa menyembuhkan semua penyakitmu”
Kemudian Purbasari
mencoba mencari darimana asal suara itu, kemudian dia memulai membasuh muka
dengan berdo’a.
Purbasari :
“Bismillahirrohmaannirrokhim”
Narator :
Akhirnya keajaiban pun datang, semua bentol-bentol di kulit Purbasari pun
amblas, lenyap tiada tersisa… Kecantikan pun terpancar
Purbasari : “Alhamdulillah… terima
kasih ya Allah…”
Narator : Kemudian
Patih datang
Patih : “Tuan Putri….??
Tuan Putri sudah sembuh sekarang. Tuan Putri cantik sekali hari ini”
Purbasari : “Iya Patih. By the way,
ada urusan apa Patih datang kesini? Apakah keadaan ayah baik-baik saja? Apakah
kedaan kerajaan juga baik-baik saja?”
Patih :
“Saya datang kesini atas perintah dari Ayahanda Tuan Putri. Beliau sangat
mencemaskan Tuan Putri. Semenjak Tuan Putri diusir dari kerajaan, Keadaan
kerajaan pun kacau balau”
Purbasari : “Terus?”
Patih : “Baginda berharap,
Tuan Putri berkenan untuk kembali lagi ke istana”
Purbasari : “Apakah mereka akan
menerimaku, terutama kakakku. Sebenarnya saya kerasan disini. saya juga banyak
teman disini. Tetapi, aku kangen banget dengan sate ayam kerajaan. Okelah, aku
akan ikut pulang ke istana”
Narator :
Si Utung pun tertunduk lesu mendengarkan kalimat itu. Dia merasa kecewa.
Purbasari : “Kenapa Tung? Kamu kecewa
denganku? Tenang, aku akan mengajakmu ke istana.
Narator :
Akhirnya mereka bertiga kembali ke istana.
(BABAK 6)
Narator : Ketika Purbasari,
Patih, dan Si Utung sudah dekat dari istana, tiba-tiba ada seseorang yang
menghadang di jalan. Ia memakai penutup kepala dan sepertinya punya niat tidak
baik.
Patih :
“Hei siapa kamu, dan apa mau mu?”
Pria Misterius :
“Mau tau aja, apa mau tau banget? hahaha”
(Raden Indrajaya)
Patih : “Jangan bercanda”
Pria
Misterius : “Saya hanya ingin
membawa Purbasari bersamaku”.
Patih : “Tidak bisa, kamu
harus melawanku dulu”.
Pria
Misterius : “Baiklah…” (Lalu
menyerang Patih)
Narator : Terjadilah pertarungan antara Pria Misterius
dengan Patih, sampai akhirnya Patih kalah
Purbasari :
“Patih, kau tak apa apa?”.
Patih : "Aku rapopo"
Pria Misterius :
“Ternyata cuma itu kekuatan Patih”.
Purbasari :
“Kau jahat sekali…”
Pria Misterius :
“Ayo Purbasari ikut bersamaku” (sambil memaksa Purbasari)
Purbasari :
“Tidak mau…”
Narator : Tiba-tiba Si Utung memukul Pria Misterius
Pria Misterius :
“Aduhhh… hei Lutung, kamu berani melawan saya?, baiklah akan ku ladeni”
Purbasari :
“Hati-hati Tung”.
----------terjadilah pertarungan antara Si Utung dengan
Pria Misterius, namun Si Utung Kalah---------
Narator : Si Utung tak kuasa
melawan Pria Misterius, Si Utung di hajar sampe K.O., Ini karena sarung sakti
yang biasa di pakai Si Utung ketinggalan di masjid waktu sholat maghrib tadi.
(jeda)
Namun
tiba-tiba salah seorang penonton melemparkan sarung Si Utung yang ketinggalan
di masjid tadi, dan si Utung membaca basmallah dalam hatinya.
dan
Si Utung pun langsung menjadi sangat kuat.
Si Utung pun langsung menghajar Pria Misterius
sampe babak belur
Pria Misterius :
“Ampun… Ampun…”
Purbasari :
“Cepat kita buka penutup kepalanya, siapa dia sebenarnya”
Narator : Mereka pun kaget ketika
tahu kalau Pria Misterius itu adalah Raden Indrajaya, tunangan Purbararang.
Purbasari :
“Haahh… kakang Indrajaya? Kenapa kau tega melakukan ini?”
Pria Misterius :
“Maafkan aku Purbasari, aku hanya ingin membantu Purbararang agar tetap menjadi
pemimpin kerajaan”.
Purbasari :
“Tidak apa-apa kakang,”
Narator : namun ada yang aneh
dengan Si Utung, tiba-tiba ia meronta-ronta seperti sedang kesurupan.
Patih :
“Ada apa tung?”
Narator : Tiba-tiba Si Utung
berubah wujud menjadi manusia yang tampan, orang-orang di sekitarnya pun kaget,
termasuk penonton.
cie... cie... cie...
Purbasari :
“Tung, kau seorang manusia?”
Si Utung :
“Iya tuan Putri, inilah wujudku yang sebenarnya, nama asli saya Guru Minda. saya di kutuk jadi Lutung dan di turunkan ke
bumi karena saya telah melanggar aturan di kayangan, dan wujud saya akan
kembali seperti semula jika saya telah melakukan kebaikan kepada seseorang”.
Purbasari :
“Oh, iya Tung, terima kasih kau telah menyelamatkan nyawaku”.
Narator : Mereka berempat pun
melanjutkan perjalanan ke istana.
(BABAK 7)
Narator : setelah sampai di istana, mereka pun di sambut
oleh penghuni kerajaan.
Raja Tapa Agung :
“Purbasari, kau kembali nak.”
Purbasari :
“Ayahh… aku kangen sekali ayah”
Raja Tapa Agung :
“sama nak, aku juga kangen”
Purbasari :
“Bagaimana keadaan ayah?”
Raja
Tapa Agung : “Ayah alhamdulillah
sehat, ternyata wajahmu sudah kembali seperti dulu”
Purbasari : “Iya Ayah”.
Raja
Tapa Agung : “Purbasari, siapa
lelaki tampan itu?”
Purbasari : “Dia Si Utung”
Narator : Kemudian Purbasari
menceritakan latar belakang Si Utung kepada Ayahnya.
Tidak
lama setelah itu Purbararang datang dengan wajah pucat.
Purbararang : “Purbasari, maukah kah kau
memaafkanku, aku sudah sering mecelakaimu, sekarang aku sadar dan menyesali
perbuatanku”.
Purbasari : “Tentu kak, bagaimana pun
juga kamu adalah kakak ku”
Purbararang : “Maafkan aku karna selama ini
telah rakus kekuasaan, dan sekarang aku tahu kalau jadi pemimpin kerajaan itu
tidak enak rasanya, tidak bisa shopping sana sini. maukah kau menggantikan ku
untuk jadi pemimpin kerajaan”.
Purbasari : “Baiklah kakak, dengan
senang hati akan saya terima”
Narator : Dan Akhirnya kisah ini
berakhir bahagia, Purbasari dan Si Utung menikah dan memimpin kerajaan Telaga
Kidul. Rakyat pun hidup damai dan sejahtera…
TAMAT
Kesimpulan:
Nilai yang dapat kita petik
dari drama sederhana ini yaitu keteguhan hati Purbasari, dia mampu menghadapi
semua cobaan yang menerpa hidupnya, meskipun kakaknya Purbararang selalu jahat
dan bersikap sombong terhadap dirinya, tapi dia selalu membalas dengan bersikap
baik, dan ia dengan mudah bisa memaafkannya perbuataan Purbararang.
++[[Budayakan meninggalkan jejak]]
++[[Boleh copas, asal cantumkan alamat blog ini]]
"Agan Sopan, Ane Segan"
sip
BalasHapusmakasih
Hapuskira kira drama ini berapa lama? bisa 15 menit selesai?
BalasHapuspas ane tampilin, kurang lebih 30 menit.
Hapuswwiih drama'nya bagus..
BalasHapusizin pinjam buat saya drama disekolah ya..
Silahkan gan, mungkin bisa d tambahkan lagi dialognya dengan topik yg lagi hangat
Hapuskeren dramanya... izin pinjm dramanya...
BalasHapusSilahkan gan, mngkin bisa d tambahkan dialognya dg topik yg sedang hangat sesuai imajinasi agan hehe
HapusIjin praktekin gaaan
BalasHapusizin pinjam dramanya
BalasHapusIzin pinjam dramanya kak
BalasHapus