TEMPATNYA ORANG PENGEN PINTER

28 Desember, 2012

sejarah MIFC


sejarah MIFC (Mbak Ina Fans Club)



Awal mula berdirinya organisasi ini tidak begitu jelas, karna saya sendiri bukan anggota awal, sekitar awal tahun 2006, berawal dari sekelompok anak muda yang hidupnya susah tapi pengen happy terus. Sebut saja Wak Ten, Joko, Sekonjek, Po’o, Kuceng dan Konyok. Mereka rutin kumpul dirumah Wak Ten untuk menjalankan aktivitas keorganisasian. Khusus untuk Wak Ten dan Joko, mereka adalah mantan anggota organisasi ROZIKIN BERSATU.
Sekitar pertengahan tahun 2006, masuklah anggota baru yaitu Menyok dan saya sendiri. Selang sebulan kami memutuskan untuk pindah markas ke Cangkrok Kemplong yang lokasinya tidak begitu jauh dari markas yang lama. Dan di Cangkrok Kemplong inilah kami merekrut anggota baru yaitu Boyex. Tak berlangsung lama kami menempati Cangkrok Kemplong, karna disebabkan Cangkrok Kemplong bukanlah milik kami, melainkan milik organisasi lain. Kami pun kembali ke markas lama yaitu di rumah Wak Ten, dan kami pun kedatangan anggota baru yaitu Choir. Kami semua sepakat memberi nama organisasi ini WTC (Wak Ten Community), alasan kami menggunakan nama itu karna kami bermarkas dirumah Wak Ten.
Desember tahun 2007, dimana saat  organisasi ini Berjaya. Di desa Brengkok di bangun stasiun radio yang bernama RDB (Radio Desa Brengkok), nah… dari sinilah kami mengenal nama MIFC, karna banyaknya salam dari radio yang di tujukan kepada mbak Ina (adik Wak Ten), dan sejak itulah kami menggunakan nama MIFC (Mbak Ina Fans Club), dengan nama MIFC kami banyak merekrut anggota baru yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Begitupun sebaliknya tak jarang anggota MIFC yang keluar dan berpaling ke organisasi lain. Seperti saat konflik tak berujung antara Joko dengan Sekonjek, karna  kami tidak ingin ada pertumpahan darah, maka kami meminta salah satu dari mereka untuk keluar dari MIFC, dan akhirnya Sekonjek memilih untuk keluar.
Pada tahun 2009, ketika Wak Ten memutuskan untuk mengikuti kursus bahasa inggris di Pare, Kediri. Organisasi MIFC hampir bubar, dikarnakan kurangnya waktu untuk berkumpul. Dengan segala keterbatasan kami berpindah markas ke Gowah Bridge (jembatan Gowah) yang berada di timur rumah Wak Ten. Meskipun yang kumpul hanya 3-4 orang, kami tetap menjaga agar MIFC tidak bubar. Dan selang beberapa bulan setelah Wak Ten selesai dengan studinya, MIFC kembali ke markas yang lama (rumah Wak Ten) dan aktivitasnya kembali normal.
Pada mei 2010, ketika sang pemilik rumah (ibunya Wak Ten) pulang dari Malaysia. Kami memutuskan  vakum, karna ketiadaan tempat untuk melangsungkan aktivitas keorganisasian. Namun tak berselang lama, tepatnya pada Juni 2010,kami mendapatkan markas baru yaitu di rumah mas Amin. Selama kurang lebih 2 bulan kami bermarkas disana. Namun pada pertengahan agustus 2010, kami resmi vakum, dan pada saat itu kami tidak tahu sampai kapan harus vakum. Ini merupakan masa-masa terburuk organisasi ini.
Desember 2010, ini merupakan era baru bagi organisasi MIFC. Dimana kami mendapatkan markas baru yaitu di rumah salah satu anggota MIFC yaitu Choir. Sampai saat ini kami masih bermarkas Disana, alamatnya di Jl.Prapatan Sumur Pojok No.69, BrengkokCity. Di tahun 2011 ini bisa dikatakan organisasi MIFC benar-benar hidup kembali. Namun saya tidak yakin ini akan berlangsung lama.
Demikian segelumit sejarah dari organisasi MIFC, sekian terima kasih.
by: OAG

*SEJARAH RDB (Radio Desa Brengkok)*



#NOSTALGIA
Tiba-tiba kangen banget ama RDB…

Eitzzz… tunggu dulu, RDB alias Radio Desa Brengkok. Hehehe…
Kalian masih ingat kan??? Atau sudah lupa?
Okelah… saya akan me-review sedikit tentang sejarah  RDB (versi saya)

*SEJARAH RDB (Radio Desa Brengkok)*
RDB adalah singkatan dari Radio Desa Brengkok, RDB adalah stasiun radio amatir yang pernah dimiliki desa Brengkok, tepatnya pada akhir tahun 2007 sampai awal tahun 2008, lokasi penyiaran Radio Bertempat di Balai Desa Brengkok. Radio ini didirikan atas persetujuan Bapak kepala Desa Brengkok, serta peran para pemuda desa Brengkok yg ingin menjadikan stasiun radio ini sebagai wadah untuk berekspresi.

Yang paling di tunggu-tunggu oleh para pendegar radio RDB (RDB Lovers) adalah aksi kocak duo penyiar RDB dalam membacakan salam2 dengan gaya khas mereka, mereka adalah bung Slamet (YASMUI) dan bung Qomsin. Radio ini mengudara pada channel 96,3 MHz (kalo gak salah… dan sempet dua kali ganti Channel), dan mulai siaran setelah maghrib sampai sekitar jam 10an malam, tergantung kesibukan si penyiar di esok hari, jika penyiarnya besok gak ngapa-ngapain siaran bisa sampai larut malam, dan kadang juga siaran di siang hari, jika si penyiar libur ngantor.

Siaran RDB juga dapat diterima di wilayah sekitar Desa Brengkok, yaitu Pambon, Moyoruti, Mboho, Lembor dan Wide (kata salah satu Surveyor RDB). RDB punya sponsor abadi yaitu AM CELL yang terletak di Jl. Poros desa Brengkok -  selatan Perempatan Balai Desa Brengkok, meski hanya memberikan 1 nomer HP saja (Mentari), AM CELL selalu di sebut dalam setiap sesi siaran RDB.

Dulu di Brengkok memang belum booming Jejaring Sosial seperti saat ini, jadi dengan adanya RDB ini diharapkan bisa menjadi hiburan bagi warga desa Brengkok, khususnya para remaja. Mereka  dapat berkirim2 salam, curhat dan request lagu.  Yang berkirim salam pun didominasi oleh para remaja, salam ditujukan buat temen, buat pacar, buat keluarga, atau bahkan salam buat dirinya sendiri yg diatasnamakan dr cewek yg ia suka (ex: B**i Be-eF) bruakakak…, dan banyak juga para remaja yang sengaja nongkrong di kantor RDB utk melihat langsung aksi gokil bung Slamet dan bung Qomsin. Dan di masa itulah banyak muncul kumpulan anak muda atau Gank yang mengatasnamakan diri mereka dengan  nama yang aneh2, seperti WTC (Wak Ten Community) dan MIFC (Mbak Ina Fans Club).

Sedangkan dari golongan para sesepuh yang sering kirim salam yaitu Mbah Gamblang, tidak seperti para remaja yg kirim salam melalui SMS, mbah Gamblang mengirim salamnya melalui sepucuk kertas yang diantar langsung oleh utusannya ke kantor RDB. Satu lagi yang unik dari RDB, salam yang dikirim melalui SMS, yang baru dikirim biasanya langsung di baca oleh penyiarnya, sedangkan yang udah dikirim duluan biasanya gak di baca2. Kan pake HP, jadi yang kirim SMS duluan ya numpuk di inbox paling bawah.

Namun masa jaya RDB tidak berlangsung lama, hanya bertahan sampai sekitar 2 bulan. Banyak masalah yang mendera RDB, mulai dari krisis keuangan sampai masalah antenna Radio yang terlalu pendek, sehingga menganggu antenna TV warga sekitar, banyak warga yang rumahnya berada di sekitar lokasi Radio RDB mengeluh karna TV mereka banyak semutnya sejak di didirikan RDB, termasuk TV ku hehehe… dan diakhir masa hidup RDB, penyiar RDB sering gonta-ganti, dan mereka pun tak seGokil bung Slamet dan bung Qomsin, mungkin bung Slamet dan bung Qomsin punya kesibukan lain, dan itu yang membuat RDB Lovers kecewa. Dan akhirnya RDB pun berhenti mengudara.

Demikian sedikit celotehan dari saya, jika saya ada salah kata atau ada pihak yang dirugikan, saya mohon ma’af yang sebesar-besarnya. Ini juga request dari beberapa temen yang mengirim pesan ke inbox saya, katanya mereka menginginkan saya untuk menulis Sejarah RDB, nah.. ini sudah saya turuti. Namun jika ada kekeliruan saya mohon ma’af yang sebesar-besarnya, hanya ini yang saya tahu… dan harapan saya semoga Desa Brengkok kedepannya punya Radio Sendiri yang melebihi RDB, sebagai sarana informasi bagi warga desa Brengkok dan Sekitarnya. Terima kasih…

By: OAG