TEMPATNYA ORANG PENGEN PINTER

11 Oktober, 2015

SEJARAH BERDIRINYA PUTRA 69



Awal mula berdirinya organisasi ini tidak begitu jelas, karna saya sendiri bukan anggota awal.
sekitar tahun 2005-an, berawal dari sekelompok anak muda yang hidupnya susah tapi pengen happy terus. Sebut saja Wak Ten, Joko, Sekonjek, Po’o, Kuceng, dan Konyok. Mereka rutin kumpul dirumah Wak Ten untuk menjalankan aktivitas keorganisasian. Khusus untuk Wak Ten dan Joko, mereka adalah mantan anggota organisasi ROZIKIN BERSATU.

Sekitar pertengahan tahun 2006, masuklah anggota baru yaitu Menyok dan saya sendiri. Selang sebulan kami memutuskan untuk pindah markas ke "CANGKROK KEMPLONG" yang lokasinya tidak begitu jauh dari markas yang lama. Dan di Cangkrok Kemplong inilah kami merekrut anggota baru yaitu Boyex. Tak berlangsung lama kami menempati Cangkrok Kemplong, karna disebabkan Cangkrok Kemplong bukanlah milik kami, melainkan milik organisasi lain. Kami pun kembali ke markas lama yaitu di rumah Wak Ten, dan kami pun kedatangan anggota baru yaitu Choir dan Dondon. Kami semua sepakat memberi nama organisasi ini WTC (Wak Ten Community), alasan kami menggunakan nama itu karna kami bermarkas dirumah Wak Ten.

Desember tahun 2007, dimana saat organisasi ini Berjaya. Di desa Brengkok di bangun stasiun radio yang bernama RDB (Radio Desa Brengkok) yang pada saat itu bung Yasmui  dan bung Haji Qomsin ditunjuk sebagai penyiar. nah… dari sinilah kami mulai mempertimbangkan nama MIFC, karna banyaknya salam dari radio yang di tujukan kepada mbak Ina (adik Wak Ten), dan sejak itulah kami menggunakan nama MIFC (Mbak Ina Fans Club), dengan nama MIFC kami banyak merekrut anggota baru yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Begitupun sebaliknya tak jarang anggota MIFC yang keluar dan berpaling ke organisasi lain. Seperti saat konflik tak berujung antara Joko dengan Sekonjek, karna kami tidak ingin ada pertumpahan darah, maka kami meminta salah satu dari mereka untuk keluar dari MIFC, dan akhirnya Sekonjek memilih untuk keluar.

Pada tahun 2009, ketika Wak Ten memutuskan untuk mengikuti Study (kursus bahasa inggris) di Pare, Kediri. Organisasi MIFC hampir bubar, dikarnakan kurangnya waktu untuk berkumpul. Dengan segala keterbatasan kami berpindah markas ke Gowah Bridge (jembatan Gowah) yang berada di timur rumah Wak Ten. Meskipun yang kumpul hanya 3-4 orang, kami tetap menjaga agar MIFC tidak bubar. Dan selang beberapa bulan setelah Wak Ten selesai dengan studinya, MIFC kembali ke markas yang lama (rumah Wak Ten) dan aktivitasnya kembali normal.

Pada mei 2010, ketika sang pemilik rumah (ibunya Wak Ten) pulang dari Malaysia. Kami memutuskan vakum, karna ketiadaan tempat untuk melangsungkan aktivitas keorganisasian. Namun tak berselang lama, tepatnya pada Juni 2010, kami mendapatkan markas baru yaitu di rumah mas Amin Ndombek ( tepatnya di timur Rumah anggota MIFC, Dondon ). Selama kurang lebih 2 bulan kami bermarkas disana. Namun pada pertengahan agustus 2010, kami resmi vakum, dan pada saat itu kami tidak tahu sampai kapan harus vakum. Ini merupakan masa-masa terburuk organisasi ini.

Desember 2010, ini merupakan era baru bagi organisasi MIFC. Dimana kami mendapatkan markas baru yaitu di rumah salah satu anggota MIFC yaitu Choir. Pada awal di markas ini kami sudah resmi meninggalkan nama MIFC, dan ingin berganti nama, namun dikarenakan belum menemukan nama yang cocok utk nama organisasi, maka kami terpaksa menggunakan nama jalan markas kami yaitu, Jl. PEREMPATAN SUMUR POJOK NO. 69.

Agustus 2012, dalam suasana Ramadhan kami mendaki puncak Semiget (gunung Moyoruti, 3184 MDPL) dan membuat video pengibaran dan penurunan bendera sang saka merah putih, dan saat video di aplod di youtube ternyata banyak respon positif dari netizen. Dan pada bulan ini juga seperti ada dorongan pada diri kami untuk ikut memeriahkan HUT RI Ke-67 di BrengkokCity, rapat demi rapat pun dilalui dan akhirnya kami memutuskan untuk ikut Karnaval Perdana, dengan Mengusung Tema pendidikan - SDLB PUTRA 69 - dengan tagline, "Keterbatasan bukan menjadi halangan bagi kita untuk menjadi generasi penerus bangsa". Dan karnaval perdana pun sukses besar.
Nah, setelah karnaval ini kami memutuskan untuk memberi nama Organisasi ini menjadi "PUTRA 69" merujuk kepada SDLB Putra 69. Sebernarnya pada tahun ini ada wacana membuat kaos dan logo PUTRA 69, namun gagal di tengah jalan.

Januari 2013, kami melakukan Tour PUTRA Perdana yaitu ke Air Terjun Nglirip, Montong, Tuban. Namun sayang sekali pas sampai di sana air terjunnya keruh, karna pas musim hujan, kami pun memutuskan untuk menikmati pemandangan sawah si sekitar air terjun.

Agustus 2013, di bulan ini PUTRA 69, kembali ikut memeriahkan HUT RI ke-68, dengan mengusung tema karnaval "Sunatan Massal" yg diselenggarakan YAYASAN PUTRA 69, dengan tagline "segerakan sunat sebelum berkarat", cukup sukses. Sedangkan saat mengikuti Gerak Jalan, PUTRA 69 mengusung tema BORONGAN NYEMPROT. sangat sukses.

Januari 2014, PUTRA 69 TOUR kembali berlanjut, kali ini Pantai Sowan, Bancar, Tuban, yang menjadi sasaran untuk dinikmati keindahannya.

Agustus 2014, PUTRA 69 semakin mempertegas partisipasinya dalam memeriahkan HUT RI ke-69, kali ini terasa amat spesial karna punya angka akhiran sama sama 69. Pada awalnya kami ingin menyuguhkan sesuatu yg berbeda dari sebelum2nya. Yaitu dengan mengangkat tema nasionalisme - NEGARA KESATUAN REPUBLIK 69 - tapi pada akhirnya karnaval ini tidak sukses.

2015, pada bulan Januari PUTRA 69 kembali menggelar TOUR dalam rangka tahun baru, kali ini sasarannya adalah PACET, MOJOKERTO. Yang katanya disana byk sekali objek wisata yg patut dikunjungi. Ya... memang bagus pemandangannya, tapi sayang kami tidak bisa menikmatinya karna ada kesalahan teknis.

Pada bulan Maret 2015 PUTRA 69 TOUR 2015 Part II kembali digelar, kali ini kota Gudeg Jogja sebagai incarannya. Sekaligus untuk pertama kali PUTRA 69 menggelar Tour 2 kali dalam sertahun.
Mei 2015, anggota PUTRA 69 dan sekaligus tuan rumah yaitu Choir, menikah di bulan itu. PUTRA 69 pun mempertimbangkan untuk pindah Markas. Karna merasa gak enak, Salah satu opsinya yaitu dirumah Jembrok.

Namun setelah rapat, Choir pun meyakinkan PUTRA 69 utk tetap di markas itu, Choir sekaligus memberi amanat kepada sang adik Cak Nun sebagai juru kunci sekaligus tuan rumah PUTRA 69.

Agustus 2015, seperti biasanya, PUTRA 69 selalu ikut memeriahkan kemerdekaan indonesia, dalam HUT RI Ke 70 ini PUTRA 69 mengikuti 3 acara sekaligus, Tongklek, Gerak Jalan "Mandi 3 kali sehari", Karnaval "Punokawan", semuanya alhamdulillah sukses.

Cukup sampai disini cerita saya tentang sejarah berdirinya PUTRA 69, namanya juga hidup kadang diatas kadang di bawah, begitu juga PUTRA 69 ini, ada saatnya jaya, ada saatnya terpuruk.
Semoga makin kompak dan semangat dalam berorganisasi. Meski kini anggota PUTRA 69 lebih sibuk dari 10 tahun yang lalu.

Ingat, PUTRA 69 tak melulu soal karnaval, gerak jalan atau tour, tapi ada yang lebih dari itu.

Facebook : PUTRA 69

10 Januari, 2015

GAPURA DESA BRENGKOK


gapura Desa Brengkok (update 17 Januari 2015)

inilah foto Gapura Desa Brengkok, kecamatan Brondong, kabupaten Lamongan. (update 10 Januari 2015)

SEJARAH DESA BRENGKOK

                                                          (Foto: Logo Desa Brengkok)

Desa Brengkok terletak di kecamatan Brondong, kabupaten Lamongan, provinsi Jawa Timur.

Konon Desa Brengkok yang menurut cerita orang tua adalah di mulai dari perkumpulan penduduk yang menempati sisi pojok bagian barat laut Desa Brengkok yang kita kenal sampai sekarang dengan nama “ L E D H O K ”. Wilayah Desa Brengkok yang waktu itu terkenal dengan keangkeranya sehingga jarang sekali orang yang bisa bertahan hidup di Desa Brengkok kalau tidak meninggal dunia, pasti meninggalkan wilayah Desa Brengkok.

Pada kondisi seperti ini datang seorang yang waktu itu dianggap sakti mandraguna, ksatria itu bernama “Gagak Pinaksi”. Menurut cerita masyarakat nama Gagak Pinaksi mempunyai beberapa versi. Ada yang beranggapan bahwa Gagak Pinaksi adalah nama seekor burung namun ada juga yang beranggapan Gagak Pinaksi adalah nama seorang yang sakti yang mampu menjelma sebagai burung gagak yang kini dipakai sebagai lambang Desa Brengkok.

Untuk memulai kehidupan bermasyarakat waktu itu dibangunlah sumur yang namanya melegenda yakni "Sumur Kepoh", hingga sekarang ketiga sumur tersebut (baca:  3 Sumur kembar di desa Brengkok ) merupakan sumber mata air seluruh masyarakat Desa Brengkok dan ketiga sumur tersebut dijadikan lambang Desa Brengkok.

Tata pemerintahan Desa Brengkok diperkirakan dimulai 1918-an yang waktu itu konon proses pemilihan pemimpin desa ditentukan dengan adu kekuatan / kesaktian dibawah pohon beringin (sekarang Balai Desa) siapa yang memenangkan pertarungan dialah yang jadi pemimpin desa, pada era tersebut desa brengkok dipimpin oleh seorang yang bernama “ S O G O L ” yang waktu itu punya sebutan “Petinggi”. Era kepemimpinan Sogol ini berlanjut hingga tahun 1928.

Selanjutnya pada sekitar tahun 1930-an kepemimpinan desa brengkok dilanjutkan oleh seorang yang bernama “PONTJO DIREDJO”, pada era Pontjo Diredjo ini disebut dengan era pocongan dimana pada proses untuk menetapkan pimpinan desa dengan istilah pocongan. Konon proses pocongan adalah proses pengumpulan dukungan dengan cara merebut warga masyarakat dengan mengandalkan kekuatan fisik. Kepemimpinan Pontjo Diredjo berakhir pada tahun 1941.

Perjalanan sejarah desa brengkok mengalami perubahan dimana pada tahun 1942 proses untuk menentukan pimpinan desa sudah menganut tata cara yang demokratis dimana era ini diistilahkan dengan era Bitingan, disebut demikian karena semua sudah diberi hak untuk memilih dengan cara memasukkan biting pada wadah yang terbuat dari bambu atau dalam bahasa jawa bumbung. Pada era ini Desa Brengkok dipimpin seorang yang bernama “ D J O N O ”, kekuasaan petinggi Djono berlangsung singkat antara tahun 1942 hingga tahun 1945.

Kemudian pada tahun berikutnya tata pemerintahan Desa Brengkok sudah mengalami proses perubahan yang lebih maju dimana era ini proses penetuan kepala desa sudah melalui proses pemilihan yang sangat demokrasi, pada era ini Desa Brengkok dipimpin oleh seorang yang bernama “SAMIJADI NITI SASTRO”, Kekuasaan Samijadi Niti Sastro adalah begabungnya beberapa dusun diantaranya Dusun Pambon, Dusun Cumpleng dan Dusun Moyoruti B yang hingga sekarang Desa Brengkok mempunyai 4 (empat) Dusun.

Setelah Samijadi Niti Sastro mangkat, kekuasaan Desa Brengkok berpindah tangan pada seorang yang bernama “ MULJOHABI NUR “, kepemimpinan Muljohabi Nur juga terhitung agak lama yaitu antara tahun 1981 hingga berakhir tahun 2003. Pada kurun waktu perjalanan sejarah selanjutnya Desa Brengkok jatuh pada penguasa yang terbilang muda yang punya pengaruh perubahan yang sangat kuat dimana penguasa muda tersebut mempunyai visi dan misi serta dedikasi yang tinggi dalam membangun Desa Brengkok penguasa muda tersebut adalah “ PRASENO S.Pd “, kepemimpinan Praseno S.Pd berawal pada tahun 2003 sampai dengan Tahun 2014.

Nama BRENGKOK sendiri berasal dari dua kata yakni Breng atau bareng dan Kok atau aku kalau diartikan bareng aku atau bersama saya. Konon cerita ini bermula dari sekelompok perantau pelaut yang berlabuh di dermaga Desa Labuhan sedang mencari air bersih setelah tanya sana-sini pada penduduk setempat ada seseorang yang memberi tahu bahwa kearah timur ada sumber air bersih, arah timur yang dimaksud adalah desa brengkok yang waktu itu belum punya nama. Namun karena tempat tersebut terkenal angker sehingga orang tersebut tidak berani untuk mengantar sampai ditempat, dalam situasi demikian salah seorang perantau pelaut langsung menyahut Abereng Engkok (maksudnya sama saya saja), karena mendengar bahasa yang aneh hingga dari mulut ke mulut menyebar ke semua penduduk ucapan tersebut ditangkap dengan bahasa setempat dengan “Brengkok”.

Diserap dari berbagai sumber.

15 November, 2014

KOKY Bakery di Desa Brengkok, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan Berkat PNPM Mandiri Perdesaan

                                      Kelompok Ibu-ibu yang membuat usaha kue “KOKY BAKERY”

Sebelumnya tidak pernah ada yang menyangka bahwa di Desa Brengkok terdapat usaha pembuatan kue yang berkembang pesat. Awalnya mereka hanyalah sekelompok ibu-ibu dengan 12 orang anggota, yang ingin sekali mempunyai ketrampilan membuat kue. Adanya program PNPM Mandiri Perdesaan membuat mereka bersemangat mengajukan usulan “Pelatihan Ketrampilan Membuat Kue Manis dan Kue Kering” dengan dana pelatihan waktu itu sebesar Rp 8.440.000. Usulan tersebut sempat menjadi pertentangan dan perdebatan banyak pihak, terutama pihak desa, dikarenakan nilai usulan sangat kecil dibandingkan usulan kegiatan sarana prasarana desa lainnya. Memang dilematis, namun tekad dan kemauan yang kuat tidak menyurutkan langkah untuk mewujudkannya. Akhirnya, terdanailah   usulan pelatihan keterampilan Desa Brengkok pada tahun 2009. Pasca pelatihan membuat kue manis dan kue kering, mereka langsung praktek bersama dengan peralatan sederhana dan manual yang dimiliki anggota kelompok. Tidak ada peralatan modern. Bahkan untuk membeli bahan membuat kue pun kelompok iuran Rp 15 per orang, untuk mencoba praktek satu resep. Dan hasilnya ternyata tidak sesuai harapan. Berbeda dengan rasa yang didapatkan waktu pelatihan. Ternyata pembuatan kue yang dibuat dengan peralatan seadanya membuat hasil yang kurang maksi-mal. Kebetulan kelompok ini sebelumnya adalah bagian dari kelompok simpan pinjam perempuan (SPP) yang dapat mengakses pinjaman dana SPP di kecamatan sehingga mengajukan pinjaman sebesar Rp 30.000.000, yang dikelola bersama untuk membeli peralatan kue yang lebih modern dan lengkap. Dana tersebut digunakan untuk membeli bahan/resep dan peralatan lengkap.  Orang-orang di desa kemudian mendengar kegiatan usaha “Koky” dari mulut ke mulut. Satu dua orang mulai ada yang mencoba memesan kue bikinan kelompok ini. Seiring berjalannya waktu, usaha ini pun mulai dapat berjalan. Kini, semakin hari kesibukan semakin bertambah. Pesanan dan permintaan kue semakin banyak. Bahkan “Koky” mulai dikenal masyarakat luas. Tahun 2010 kembali kelompok ini mengajukan pelatihan membuat kue/jajan pasar 12 paket (basah dan kering). Untuk lebih mengembangkan kapasitas dan kemampuan serta mengembangkan usaha sesuai permintaan pasar. Usaha mereka semakin berkembang dengan menyewa tanah di depan pasar Desa Brengkok, membangun sebuah toko kecil, dan mempekerjakan pemuda pengangguran untuk membantu menjaga toko kue. Usaha ini dikelola dengan baik menjadi usaha bersama di desa, dan bahkan mendapatkan dukungan pemerintahan desa untuk diperjuangkan menjadi BUMDes.

Gambaran tersebut di atas merupakan salah satu contoh keberhasilan pelaksanaan pelatihan ketrampilan di masyarakat. Dengan dukungan pendanaan dari PNPM Mandiri Perdesaan melalui usulan regular program, kegiatan pelatihan keterampilan ternyata dapat berkembang pesat, dan menjadi peluang munculnya kegiatan ekonomi produktif desa. Bahkan keterbatasan modal usaha kelompok dapat ditunjang dengan keberadaan dana bergulir masyarakat yang dikelola oleh UPK PNPM Mandiri Perdesaan yang ada di setiap kecamatan. Demikian juga apabila ada permasalahan di kelompok masyarakat untuk lebih mengembangkan usaha produktif kelompoknya, dapat mengajukan kembali pelatihan keterampilan sesuai kebutuhan kelompok secara berkelanjutan. Peningkatan kapasitas masyarakat lainnya juga akan semakin berkembang seiring perkembangan usaha ekonomi produktif masyarakat. UPK PNPM Mandiri Perdesaan selama ini mengelola dana bergulir yang tidak mampu terserap secara maksimal dan produktif oleh masyarakat, disebabkan masih banyaknya kelompok pemanfaat yang menggunakan pinjaman untuk konsumtif. Bahkan kemudian banyak berkembang permasalahan tunggakan kelompok yang semakin hari semakin bertambah besar. Dengan semakin banyak pelatihan keterampilan yang berkembang di masyarakat, akan semakin mendorong tumbuh kembangnya kegiatan ekonomi produktif di desa.
Penyerapan dana bergulir masyarakat juga akan semakin berkembang sesuai pertumbuhan usaha produktif desa. Dan, tentu saja hal ini akan secara otomatis meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat desa melalui keberadaan PNPM Mandiri Perdesaan. (*Sumber : Bapemas Jawa Timur)

28 Juni, 2014

Naskah Drama "LUTUNG LUPA PAKAI SARUNG" + file rekaman .mp3

Di siang perdana bulan puasa yang cuacanya amat panas ini, ane mau share naskah sebuah drama kolosal sederhana, cerita drama ini udah ane acak2, jadi jalan ceritanya ada yang beda ama yang aslinya... Drama ini sudah di tampilkan seminggu yang lalu, tepatnya pada hari sabtu tanggal 21 Juni 2014 di Acara "Wisuda MI Muhammadiyah 13 Brengkok dan MTs Muhammadiyah 16 Brengkok", di tampilkan oleh Siswa-siswi kelas VII MTs, di bantu oleh seorang siswa kelas VIII MTs dan seorang siswa kelas VI MI.

Proses rekaman dilakukan sendiri, jadi kalo ada salah kata mohon di maklumi...
ane juga nyumbang suara nih... yaitu untuk suara Ni Ronde pada BABAK 2, dan suara dari langit pada BABAK 5.

donlot rekamannya, Lutung Lupa Pakai Sarung.zip (23 MB)
file .zip berisi:
- Rekaman BABAK 1 - BABAK 7
- Lagu Sujiwo Tejo - Anyam-Anyaman Nyaman (lagu ini di putar saat peralihan BABAK)

pertunjukkannya cukup sukses untuk ukuran persiapan yang hanya seminggu, dan sekali lagi ane minta ma'ap soale gak ada videonya,,, kalo foto sih sebenernya ada, tapi kehapus gara2 hp ane reset factory trus lupa blom ane pindah.


LUTUNG LUPA PAKAI SARUNG

Tokoh-tokoh:

  1. Raja Tapa Agung                                : Raja yang bijaksana
  2. Patih                                                   : Orang kepercayaan Raja
  3. Purbararang                                        : Putri yang jahat dan sombong
  4. Purbasari                                            : Putri yang baik hati dan pemaaf
  5. Lutung Kasarung (Si Utung)                : Dewa Yang di kutuk jadi Lutung
  6. Raden Indrajaya / Pria Misterius          : Tunangan Purbararang
  7. Ni Ronde                                            : Seorang dukun pelet kondang
  8. Pejabat Kerajaan (2 PR, 2 LK)           :           -
  9. Narator                                              :           -


(BABAK 1)

Narator                       : dahulu kala ada seorang raja yang adil dan bijaksana, Raja Tapa Agung namanya. Beliau adalah raja dari kerajaan Telaga Kidul. Beliau mempunyai 2 anak yang cantik dan unyu-unyu, mereka adalah Purbararang dan Purbasari.

Putri sulung Purbararang sudah bertunangan dengan Raden Indrajaya, putra salah seorang mentri kerajaan, kepada Purbararang dan Indrajaya lah seharusnya Raja Tapa Agung dapat mempercayakan kerajaan, namun Raja Tapa Agung belum leluasa untuk menyerahkan mahkota. Karena, baik Purbararang maupun Raden Indrajaya belum dapat beliau percaya sepenuhnya. Sebaliknya Raja Tapa Agung justru lebih menginginkan Purbasari yang memimpin kerajaan setelah dirinya pensiun.

Dari pada ngomong panjang lebar dan gak jelas, mendingan langsung saja kita ke TKP…

------------------------(raja memasuki istana dan diikuti patih)------------------------------------------

Patih                            : “Hormat hamba baginda”

Raja Tapa Agung        : “Patih, Aku merasa sudah cukup tua untuk mengurus kerajaan ini. Aku merasa tidak sanggup lagi”.

Patih                           : “Raja masih kuat. Raja masih ROSA! ROSA!” (kayak iklan Kuku Bima)

Raja Tapa Agung        : “Aku sudah mumet memikirkan konflik yang ada di negeri ini, mulai dari masalah kemiskinan, sampe kasus korupsi, hufttt….”

Patih                           : “Walaupun kasus itu berlarut-larut, jangan membuat Baginda Raja putus asa, Jangan menyerah… Jangan menyerah” (Kayak lagune D’Massive)

Raja Tapa Agung        : “ehh malah nyayi,… Patih, aku  kan tidak memiliki anak putra. Aku hanya memiliki 2 anak putri. Antara Purbararang dan Purbasari, siapa yang pantas yang bisa ku andalkan” (kayak lagune Domino)

Patih                           : “ehh raja malah ikut nyanyi,…Tentu saja Putri Purbasari, dia selalu juara satu di kelasnya.”

Raja Tapa Agung        : “Kalau putriku Purbararang?”

Patih                           : “Kalau Putri Purbararang, menghawatirkan sekali, sepanjang hari hanya fesbukan, apdet status dan aplod foto, trus nunggu cowok ganteng komen,  hadehhh…”

Raja Tapa Agung        : “Okelah kalo begitu Patih, perintahkan Narator untuk memanggil semua pejabat kerajaan, hari ini juga akan ku langsungkan upacara penyerahan tahta”

Patih                           : “Siap tuanku,”
                                    “Wahai Narator, aku perintahkan kau untuk memanggil semua pejabat kerajaan untuk datang kesini”

Narator                       : “Siap Patih”

“Diumumkan kepada semua pejabat kerajaan. Diharapakan segera memasuki ruang inti Istana Kerajaan. Tinggalkan segala bentuk OnLine! Segeralah! Segeralah!”

------------------------(para pejabat memasuki ruang inti istana)--------------------------------------

Para Pajabat                : “Hormat kami baginda”.

Raja Tapa Agung        : “Para Pejabat kerajaan yang berbahagia, hari ini aku akan meletakkan tahta kerajaan, dan mengumumkan siapa penggantiku. Karena aku tak sangguuup lagi….”

Patih                           : “Karena ini adalah keinginan Raja dari hati yang paling dalam, saya harap semuanya memakluminya”

“Wahai Narator… aku perintahkan kau untuk mengumumkan orang yang akan memimpin kerajaan ini”
  
Narator                      : “Siap Patih…”

“setelah melalui proses pemungutan suara yang diselenggarakan pada 9 April 2014, maka yang terpilih menjadi pemimpin kerajaan Telaga Kidul adalah…..baginda Putri Purbasari”

Purbasari                     : “Ayahanda, mengapa saya yang dipanggil, bukannya Mbakyu Purbararang?”

Raja Tapa Agung        : “Karena menurut pendapatku dan Patih, kamulah yang layak menjadi raja, bukan Kakakmu. Ananda, apakah kamu siap menerima tahta dari Ayahanda?”

Purbasari                     : “Iya Ayahanda, Okelah kalo begitu”

Narator                       : “Upacara penyerahan tahta akan segera dilaksanakan, Paduka Raja dan Putri di mohon segera mempersiapkan diri”

Purbararang                : “Hentikan!!! Apa-apaan ini? Ayah, kenapa Purbasari yang memerima tahta, seharusnya anak pertama yang berhak memakai mahkota itu, ayah tidak adil!”

Raja Tapa Agung        : “Tidak begitu anakku”

Purbararang                 : “Kerajaan ini pasti akan mendapatkan kutukan, karena tidak menjalankan aturan sebagaimana mestinya.”

Purbasari                     : “Iya, ayahanda, seharusnya kakaklah yang pantas menerima tahta ini, bukan aku”

Raja Tapa Agung        : “Justru karena kemuliaan hatimu itu aku memilihmu anakku. Kau pasti akan menjadi pemimpin yang baik dan dicintai oleh rakyat nak”

Purbasari                     : “Terima kasih Ayah, ayah terlalu memuji, saya khawatir ayah akan kecewa jika nanti saya tidak sesuai dengan harapan ayah”

Purbararang                 : “Tunggu saja!!! Pasti akan tiba saatnya, akan datang kutukan pada kerajaan ini!!”



(BABAK 2)

Narator                       : Pada suatu hari Purbararang mengajak tunangannya Pangeran Indrajaya menemui Ni Ronde, orang pinter nomer satu. Mereka bermaksud untuk menyingkirkan Purbasari.

Purbararang                 : “Kangmas, aku sudah muak dengan Purbasari, aku akan buat perhitungan dengannya”

Raden Indrajaya         : “Buat perhitungan?? Kamu kan kalah pinter sama dia?? Masak mau buat perhitungan”.

Purbararang                : “Kamu ganteng tapi oon, maksudku, aku akan membuat Purbasari sengsara”

Raden Indrajaya         : “Bagaimana caranya? Kamu ini jangan seperti itu, sama adik sendiri kok mentolo?”

Purbararang                : “Salah dia sendiri jadi pengganti ayah”

Raden Indrajaya         : “terus??”

Purbararang                : “makanya aku ajak kamu kesini”

Raden Indrajaya         : “Rumah siapa ini?”

Purbararang                : “Ni Ronde”

Raden Indrajaya         : “Ooo, mau beli wedang ronde saja kok jauh-jauh kesini”.

Purbararang                : “Huss, jaga mulutmu, ini rumahnya Ni Ronde, dukun kondang yang bisa mengatasi segala masalah”

Raden Indrajaya         : “saya nggak percaya?”

Narator                       : Ujug-ujug NI Ronde muncul dengan membawa laptop

Ni Ronde                    : “Siapa yang ngomong ngawur tadi?”

Purbararang                : “Maafkan kami mbah, ini calon suami saya, tidak bermaksud menyepelekan Mbah”

Ni Ronde                    : “Hati hati anak muda! Jaga bicaramu! Mulutmu harimaumu!”.

Raden Indrajaya         : “Aku minta ma'af Mbah Rondo, eh Mbah Ronde”

Purbararang                : “Kami kesini mau itu mbah.…”

Ni Ronde                    : “Aku sudah tahu”

Purbararang                : “Wah, hebat sekali Mbah ini, aku belum bilang apa-apa sudah tau”

Ni Ronde                    : “Ya jelas, kalian kesini pasti mau itu. Masalahnya, itu apa?”

Purbararang                : “Begini Mbah……, kami ingin meminta bantuan kepada mbah untuk mengguna-guna adik saya”.

Ni Ronde                    : “Kenapa kamu ingin mengguna-guna adikmu?”

Purbararang                : “Karena dia telah merebut tahta kerajaan dari saya, dan saya ingin supaya mbah menjadikan dia jelek”.

Ni Ronde                    : “Ooooo, gampaang.” (Ni Ronde membuka Laptopnya)

Raden Indrajaya         : “apa itu Mbah?”

Ni Ronde                    : “OMG Hello..., barang kaya gini saja tidak tahu. Jadi anak muda jangan gaptek, yang sudah tua saja tahu kok kalo ini namanya laptop”.

Purbararang                : “Apa bisa Mbah pakai barang itu?”

Ni Ronde                    : “Tentu bisa…Seiring dengan kemajuan jaman, perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi, Dunia perdukunan tidak boleh ketinggalan jaman. Justru dengan ini, mantraku bisa lebih update”

Purbararang                : “Terserah Mbah saja, bagaimana enaknya”

Ni Ronde                    : “ok, tenang saja, tinggal buka aplikasi nya, ketik namanya lalu “Enter”, selesai… tinggal tunggu hasilnya besok”


(BABAK 3)

Narator                       : ke esokan harinya Purbasari bangun dari tidurnya, dan kaget ketika melihat wajahnya bentol-bentol.

Purbasari                     : “TIDAAAAAAK….”

Narator                       : Wajah Purbasari bentol-bentol tak karuan, terjadi kepanikan di keluarga kerajaan. Raja nampak mondar-mandir melihat kejadian aneh menimpa putrinya. Dan semua pejabat Kerajaan berkumpul

Raja Tapa Agung        : “Ada apa dengan wajahmu putriku? Padahal selama ini kamu tidak alergi dengan apapun. Apa mungkin kamu salah make up?”

Purbasari                     : “Tidak Ayahanda. Aku juga tidak tahu”

Purbararang                 : “Pasti ini kutukan… karena Ayahanda tidak mengindahkan peringatan saya kemarin, Kalau tidak segera ditindak lanjuti, ini bisa menimbulkan aib dalam kerajaan ini, Karena kerajaan ini dipimpin oleh seseorang yang buruk rupa”.

Raja Tapa Agung        : “Terus?”

Purbararang                 : “Satu-satunya cara hanyalah, ayah harus mencabut keputusan kemarin dan menyerahkan tahta kerajaan ini kepadaku”

Raja Tapa Agung        : “Bagaimana Patih?”

Patih                            : “Mungkin itu jalan yang terbaik”

Raja Tapa Agung        : “Bagaimana dengan Purbasari?”

Raden Indrajaya         : “Kalau kita biarkan Putri Purbasari tetap berada di dalam istana ini, bisa-bisa semua keluarga kerajaan dan rakyat tertular virus mematikan yang belum ada antivirusnya itu”

Purbararang                 : “bisa jadi..bisa jadi.., mungkin dia terkena flu burung…Jadi, kita bakar saja dia”

Patih                            : “Itu terlalu kejam. Mungkin, kita bawa dia ketempat yang jauh dari pemukiman penduduk”

Raden Indrajaya         : “Diasingkan??”

Purbararang                 : “Yah, keputusan yang bagus, aku juga kasihan sama dia. Masih muda tapi penyakitan. Makanya, mandi setiap hari…”

Purbasari                     : “Ayaah…..’ (menangis tersedu-sedu meratapi nasibnya)



(BABAK 4)

Narator                       : Purbasari kemudian diasingkan ke hutan. awalnya dia merasa kesepian, namun lama-kelamaan dia semakin kerasan. Dia memiliki banyak teman binatang.
Di tempat lain, tepatnya di khayangan. Ada seorang manusia tampan yang bernama Guru Minda, ia telah melakukan kesalahan sehingga di turunkan ke bumi dalam wujud Lutung. Yang kemudian dipanggil si Utung. Dan si Utung lah yang selalu menemani putri Purbasari selama di hutan. Nah… ini yang penting… Lutung kemana-mana suka pakai sarung, karena dengan pakai sarung itulah ia bisa menjadi kuat.
Sementara itu, di kerajaan, Purbararang semakin bertindak sewenang-wenang. Semua rakyat hanya fesbukan sepanjang hari, karena diberlakukan tarif gratis. Hal ini memicu banyak munculnya artis-artis fesbuk.
……Dua tahun kemudian…..
Raja Tapa Agung        : “Patih, aku semakin tak mengerti dengan semua yang telah dilakukan oleh Purbararang, kerajaan jadi kacau balau. Oh iya Patih, kamu sudah menjenguk Purbasari belum?”
Patih                            : “Belum Baginda, sejak 2 tahun yang lalu”
Raja Tapa Agung        : “Tolong kamu jenguk dia, mungkin dia membutuhkan bantuan”
Patih                            : “Kapan Baginda?”
Raja Tapa Agung        : “Ya sekarang dong! Dan bawa pulang”
Narator                       : Akhirnya Patih pun berangkat menjenguk Purbasari ke hutan.

(BABAK 5)
Narator                       : Sementara itu ada kejadian tak terduga terjadi di hutan, ketika putri Purbasari akan membasuh muka di sungai, tiba-tiba terdengar suara dari langit.
                                    Kayak gini suaranya…
“Purbasari, sebelum kamu mengerjakan apapun, berdoalah. Sebelum kamu makan, berdoalah. Sebelum kamu tidur, berdoalah. Sekarang kamu mau cuci muka, berdoalah. Semoga itu bisa menyembuhkan semua penyakitmu”
Kemudian Purbasari mencoba mencari darimana asal suara itu, kemudian dia memulai membasuh muka dengan berdo’a.
Purbasari                     : “Bismillahirrohmaannirrokhim”
Narator                       : Akhirnya keajaiban pun datang, semua bentol-bentol di kulit Purbasari pun amblas, lenyap tiada tersisa… Kecantikan pun terpancar
Purbasari                     : “Alhamdulillah… terima kasih ya Allah…”
Narator                      : Kemudian Patih datang
Patih                            : “Tuan Putri….?? Tuan Putri sudah sembuh sekarang. Tuan Putri cantik sekali hari ini”
Purbasari                     : “Iya Patih. By the way, ada urusan apa Patih datang kesini? Apakah keadaan ayah baik-baik saja? Apakah kedaan kerajaan juga baik-baik saja?”
Patih                            : “Saya datang kesini atas perintah dari Ayahanda Tuan Putri. Beliau sangat mencemaskan Tuan Putri. Semenjak Tuan Putri diusir dari kerajaan, Keadaan kerajaan pun kacau balau”
Purbasari                     : “Terus?”
Patih                            : “Baginda berharap, Tuan Putri berkenan untuk kembali lagi ke istana”
Purbasari                     : “Apakah mereka akan menerimaku, terutama kakakku. Sebenarnya saya kerasan disini. saya juga banyak teman disini. Tetapi, aku kangen banget dengan sate ayam kerajaan. Okelah, aku akan ikut pulang ke istana”
Narator                       : Si Utung pun tertunduk lesu mendengarkan kalimat itu. Dia merasa kecewa.
Purbasari                     : “Kenapa Tung? Kamu kecewa denganku? Tenang, aku akan mengajakmu ke istana.
Narator                       : Akhirnya mereka bertiga kembali ke istana.

(BABAK 6)
Narator                       : Ketika Purbasari, Patih, dan Si Utung sudah dekat dari istana, tiba-tiba ada seseorang yang menghadang di jalan. Ia memakai penutup kepala dan sepertinya punya niat tidak baik.
Patih                            : “Hei siapa kamu, dan apa mau mu?”
Pria Misterius              : “Mau tau aja, apa mau tau banget? hahaha”
(Raden Indrajaya)
Patih                            : “Jangan bercanda”
Pria Misterius              : “Saya hanya ingin membawa Purbasari bersamaku”.
Patih                            : “Tidak bisa, kamu harus melawanku dulu”.
Pria Misterius              : “Baiklah…” (Lalu menyerang Patih)
Narator                  : Terjadilah pertarungan antara Pria Misterius dengan Patih, sampai akhirnya Patih kalah
Purbasari                     : “Patih, kau tak apa apa?”.
Patih                           : "Aku rapopo"
Pria Misterius              : “Ternyata cuma itu kekuatan Patih”.
Purbasari                     : “Kau jahat sekali…”
Pria Misterius              : “Ayo Purbasari ikut bersamaku” (sambil memaksa Purbasari)
Purbasari                     : “Tidak mau…”
Narator                       : Tiba-tiba Si Utung memukul Pria Misterius
Pria Misterius              : “Aduhhh… hei Lutung, kamu berani melawan saya?, baiklah akan ku ladeni”
Purbasari                     : “Hati-hati Tung”.
----------terjadilah pertarungan antara Si Utung dengan Pria Misterius, namun Si Utung Kalah---------
Narator                       : Si Utung tak kuasa melawan Pria Misterius, Si Utung di hajar sampe K.O., Ini karena sarung sakti yang biasa di pakai Si Utung ketinggalan di masjid waktu sholat maghrib tadi.
                                    (jeda)
                                    Namun tiba-tiba salah seorang penonton melemparkan sarung Si Utung yang ketinggalan di masjid tadi, dan si Utung membaca basmallah dalam hatinya.
dan Si Utung pun langsung menjadi sangat kuat.
Si Utung pun langsung menghajar Pria Misterius sampe babak belur
Pria Misterius              : “Ampun… Ampun…”
Purbasari                     : “Cepat kita buka penutup kepalanya, siapa dia sebenarnya”
Narator                : Mereka pun kaget ketika tahu kalau Pria Misterius itu adalah Raden Indrajaya, tunangan Purbararang.
Purbasari                     : “Haahh… kakang Indrajaya? Kenapa kau tega melakukan ini?”
Pria Misterius              : “Maafkan aku Purbasari, aku hanya ingin membantu Purbararang agar tetap menjadi pemimpin kerajaan”.
Purbasari                     : “Tidak apa-apa kakang,”
Narator                       : namun ada yang aneh dengan Si Utung, tiba-tiba ia meronta-ronta seperti sedang kesurupan.
Patih                            : “Ada apa tung?”
Narator                       : Tiba-tiba Si Utung berubah wujud menjadi manusia yang tampan, orang-orang di sekitarnya pun kaget, termasuk penonton.
                                    cie... cie... cie...
Purbasari                     : “Tung, kau seorang manusia?”
Si Utung                      : “Iya tuan Putri, inilah wujudku yang sebenarnya, nama asli saya Guru Minda. saya di kutuk jadi Lutung dan di turunkan ke bumi karena saya telah melanggar aturan di kayangan, dan wujud saya akan kembali seperti semula jika saya telah melakukan kebaikan kepada seseorang”.
Purbasari                     : “Oh, iya Tung, terima kasih kau telah menyelamatkan nyawaku”.
Narator                       : Mereka berempat pun melanjutkan perjalanan ke istana.

(BABAK 7)
Narator                      : setelah sampai di istana, mereka pun di sambut oleh penghuni kerajaan.
Raja Tapa Agung        : “Purbasari, kau kembali nak.”
Purbasari                     : “Ayahh… aku kangen sekali ayah”
Raja Tapa Agung        : “sama nak, aku juga kangen”
Purbasari                     : “Bagaimana keadaan ayah?”
Raja Tapa Agung        : “Ayah alhamdulillah sehat, ternyata wajahmu sudah kembali seperti dulu”
Purbasari                     : “Iya Ayah”.
Raja Tapa Agung        : “Purbasari, siapa lelaki tampan itu?”
Purbasari                     : “Dia Si Utung”
Narator                      : Kemudian Purbasari menceritakan latar belakang Si Utung kepada Ayahnya.
                                    Tidak lama setelah itu Purbararang datang dengan wajah pucat.
Purbararang                 : “Purbasari, maukah kah kau memaafkanku, aku sudah sering mecelakaimu, sekarang aku sadar dan menyesali perbuatanku”.
Purbasari                     : “Tentu kak, bagaimana pun juga kamu adalah kakak ku”
Purbararang                 : “Maafkan aku karna selama ini telah rakus kekuasaan, dan sekarang aku tahu kalau jadi pemimpin kerajaan itu tidak enak rasanya, tidak bisa shopping sana sini. maukah kau menggantikan ku untuk jadi pemimpin kerajaan”.
Purbasari                     : “Baiklah kakak, dengan senang hati akan saya terima”
Narator                       : Dan Akhirnya kisah ini berakhir bahagia, Purbasari dan Si Utung menikah dan memimpin kerajaan Telaga Kidul. Rakyat pun hidup damai dan sejahtera…

TAMAT
Kesimpulan:
                     Nilai yang dapat kita petik dari drama sederhana ini yaitu keteguhan hati Purbasari, dia mampu menghadapi semua cobaan yang menerpa hidupnya, meskipun kakaknya Purbararang selalu jahat dan bersikap sombong terhadap dirinya, tapi dia selalu membalas dengan bersikap baik, dan ia dengan mudah bisa memaafkannya perbuataan Purbararang.

++[[Budayakan meninggalkan jejak]]
++[[Boleh copas, asal cantumkan alamat blog ini]]
"Agan Sopan, Ane Segan"